Anthony Salim adalah sosok di balik majunya perkembangan usaha mi instan dan produk makanan lain dari PT Indofood. Pada masa lalunya, ia menyelamatkan perusahaan yang tergabung dari Salim Group dari hadapan kebangkrutan akibat krisis moneter yang terjadi pada 1998. Kalian ingin tahu informasi selengkapnya mengenai pengusaha keturunan Tionghoa yang satu ini? Baca informasi karirnya dalam artikel yang berisi tentang biografi Anthony Salim berikut!

Pastinya kamu sudah tidak asing lagi jika mendengar PT Indofood, pabrik penghasil sejumlah produk makanan seperti mi instan, snack dan berbagai macam merek minuman. PT Indofood ini sendiri dikelola oleh induk perusahaan yang dikuasai oleh konglomerat bernama Anthony Salim, yang biografi dirinya terangkum di sini.

Pada artikel ini, IndoKeppo akan memberikan kegiatan yang dilakukan Anthony Salim selaku pengusaha yang juga menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Karena ia terlalu kaya, Forbes bahkan mencatat keluarga Salim sebagai Asia's Richest Families yang berada di peringkat ke-27 di tahun 2017.

Predikat yang diberikan tersebut tentunya bukan tanpa alasan. Kekayaan keluarga yang didapatkan semenjak era kesukesaan Sudono Salim, yang kemudian mewariskan perusahaannya kepada sang putra, yaitu Anthony Salim.

Anthony mewariskan perusahaannya sejak awal 1990-an dan langsung melancarkan sejumlah gebrakan. Bahkan, ia telah menjadi orang yang menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan saat krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada 1998 lalu.

Pada saat itu, pria kelahiran 1949 ini memutuskan untuk menjual beberapa aset milik Salim Group agar dapat melunasi hutang. Dari sejumlah anak perusahaan yang dimilikinya, ia hanya mempertahankan PT Indofood dan PT Bogasari.

Tidak disangka, keputusannya tersebut untuk mempertahankan dua anak perusahaan cukup tepat. Bagaimana tidak, kedua perusahaan itu berhasil berkembang pesat hingga tahun 2005, Warta Ekonomi mencatat nama Anthony Salim sebagai Tokoh Bisnis paling Berpengaruh di tanah air.

Pada saat itulah, Salim Group memperluas jaringan perusahaan. Mereka mencoba ke berbagai bisnis lainnya, serta menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dari dalam dan luar negeri. Mau tahu lebih detailnya? Simak terus selengkapnya dalam biografi dan perjalanan karier Anthony Salim di bawah ini, ya!

Karier di Salim Group


Sumber: Forbes

Berdasarkan biografi dirinya, Anthony Salim lahir pada 25 Oktober 1949. Putra dari pasangan Sudono Salim dan Lie Las Nio ini hidup berkecukupan saat ia masih kecil mengingat sang ayah merupakan pemilik dari Salim Group yang menguasai sejumlah anak perusahaan.

Oleh karena itu, awal kisahnya dapat bergabung dengan perusahaan pun terbilang sudah dapat ditebak. Karena pada dasarnya, Anthony telah lama disiapkan untuk menjadi penerus perusahaan dan menggantikan sang ayah sebagai CEO.

Walau seperti itu, kurang lengkap rasanya kalau kamu tidak mengetahui seperti apa kariernya di masa-masa awal ia bergabung di Salim Group. Penasara, bukan? lihat terus uraian yang akan IndoKeppo berikan di sini.

1. Menjabat CEO Salim Group

Anthony yang lulusan dari Ewell Country Technical College di Inggris ini memulai kariernya di dunia bisnis dengan ikut serta mengelola Bank Centra Asia (BCA) yang didirikan oleh Sudono Salim. Selain ia terlibat dalam pengelolaan, ia juga memiliki saham sebesar 1,76% di BCA.

Sayangnya, sahamnya yang ia dapatkan di bank tersebut harus direlakan setelah dirinya resmi menjabat sebagai CEO Salim Group pada awal tahun 1990-an. Pasalnya, ia harus menanggung beban baru yang "diwariskan" sang ayah berupa hutang kepada negara yang berjumlah lebih dari Rp50 triliun rupiah.

2. Menyelamatkan Perusahaan dari Kebangkrutan

Informasi yang satu ini terbilang sangat penting untuk kamu ketahui lebih dalam tentang biografi Anthony Salim. Bahwasannya, sang pengusaha telah menyelamatkan Salim Group dari kebangkrutan dengan cara merelakan sejumlah aset yang berharga bagi perusahaan.

Demi untuk melunasi hutang senilai Rp52 triliun yang dipinjam perusaan dari negara, suami Margareth Salim ini menjual PT BCA, PT Indocement Tunggal Perkasa, dan PT Indomobil Sukses Internasional. Hanya dua perusahaan yang ia pertahankan pada saat Salim Group sedang terkena dampak krisis moneter 1998, yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Bogasari Flour Mills.

Kedua perusahaan ini bergerak di bidang industri bahan pangan itu dipertahankan dan dikembangkan oleh Anthony Salim. Sampai pada akhirnya pada tahun 2014, PT Indofood dan PT Bogasari diklaim sebagai perusahaan produsen mi instan dan tepung terigu terbesar di dunia.

3. Mengelola Perusahaan sampai Mampu Memaksimalkan Laba Penjualan

PT Indofood dan juga PT Bogasari mengeluarkan sejumlah merek terkenal yang laku dipasaran. Dari Indofood, produk-produk yang populer di antaranya adalah Indomie, Supermi, dan Sarimi. Sedangkan dari PT Bogasari ada sejumlah produk yang banyak diminati oleh publik, seperti Cakra Kembang dan Kunci Biru.

Selain mi instan dan tepung terigu, minyak goreng Bimoli dan Simas dikeluarkan oleh anak perusahaan Salim Group yang bisa dikatakan populer. Bahkan, produk-produk tersebut tercatat sebagai bahan pangan dengan penjualan tertinggi di Indonesia.

Hal tersebut terbukti pada tahun 2009 dimana pada saat itu Indofood pernah meraih laba bersih tertinggi sebesar Rp2 triliun dalam waktu kurang dari satu tahun. Padahal, pada laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan pada saat itu, harga komoditas pangan sempat bergelonjak selama periode tersebut.

Puncak Kesuksesaan


Sumber: Forbes

Meskipun Anthony pernah menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan, nyatanya hal itu bukanlah puncak kesuksesaan Anthony Salim yang bisa kamu lihat dalam biografi dirinya ini. Daripada kamu bertanya-tanya, lebih baik kamu melanjutkan uraian ini, deh!

1. Jabatan Lain yang Pernah Diduduki

Sebelumnya, biografi ini sudah menceritakan soal posisi Anthony sebagai CEO Salim Group. Ternyata, jabatan tersebut bukan satu-satunya posisi yang pernah ia jabat selama menjadi pengusaha. Ia juga pernah menjabat beberapa posisi eksekutif lainnya, lho.

Ayah 3 orang anak ini tidak hanya tercatat sebagai Presiden Direktur dan CEO di PT Indofood sejak 2004. Ia juga sempat dipercaya untuk menjadi direktur di First Pasific, sebuah perusahaan yang berbasis di Hong Kong pada tahun 1981-2003.

2. Masuk Ke Dalam Orang Terkaya di Indonesia

Informasi yang satu ini akan kamu ulang karena Anthony Salim berkali-kali pula masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Forbes telah mencatatkan namanya di antara 50 orang terkaya di Indonesia hingga tahun 2018. di mana ia menempati peringkat ke-5.

Masih pada tahun yang sama, namanya juga masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia berdasarkan majalah Globe Asia. Per Desember 2018, jumlah kekayaannya tersebut mencapai sekitar USD 5,3 miliar (Rp74,9 triliun).

Sebelumnya, pada tahun 2017, Fobers tidak hanya mendata nama pria keturunan Tionghoa tersebut ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Karena, keluarga Salim juga termasuk ke dalam Asia's Richest Family (keluarga paling kaya di Asia) dengan seluruh total kekayaan senilai USD 8,8 miliar (Rp123 triliun).

Ekspansi Bisnis Anthony Salim


Sumber: Twitter (ahmad_zimah)

1. Pengembang dan Inovasi Produk

Jika kalian membaca artikel biografi ini dari awal, di atas telah disinggung kalau Anthony Salim memang berfokus pada produksi bahan pangan seperti mi instan dari PT Indofood dan tepung terigu keluaran PT Bogasari. Akan tetapi, ia juga melakukan inovasi untuk bisa terus bersaing dan mengembangkan perusahaannya yang ia pimpin.

Salah satunya pada saat Indofood mengeluarkan produk makanan ringan seperti Chitato, Lays, Qtela, Cheetoz, dan lain sebagainya. Anak usaha Salim Group yang sati ini juga membentuk divisi yang diberi nama Indofood Asahi untuk berfokus pada produk minuman. Merek dagang minuman keluaran Indofood Asahi yang terkenal yaitu teh Ichi Ocha.

2. Berkolaborasi dengan Nestle

Walaupun sama-sama memproduksi bahan pangan, Indofood tampaknya tidak terlalu merasa harus bersaing ketat dengan Nestle. Nyatanya, kedua perusahaan tersebut justru menjalin kerjasama dan mendirikan PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia.

Sebagaimana yang telah dilansir oleh Merdeka.com, kerja sama tersebut dilakukan dalam rangka untuk menciptakan peluang yang lebih besar bagi kedua belah pihak. "Pendirian usaha patungan ini akan menciptakan peluang untuk memanfaatkan dan mengembangkan kekuatan yang dimiliki kedua perusahaan," demikian ungkap Anthony.

Hal tersebut diharapkan akan berdampak pada meningkatnya reputasi kedua perusahaan dan kepercayaan masyarakat atas nilai produk yang dikeluarkan. Dengan seperti itu, angka penjualan produk dan jumlah keuntungan yang didapatkan para pemegang saham pun ikut bertambah.

Sementara itu, bentuk kerja sama Nestle dan Indofood tidak hanya berfokus pada bidang manufaktur, tetapi mencakup pula bagian penjualan dan distribusi produk. Kedua perusahaan tersebut juga membagi kekuatan menjadi dua. Satu sisi Indofood berfokus pada produksi berbiaya rendah dan jangkauan distribusi lebih luas, sedangkan Nestle di bagian riset dan pengembangan produksi serta nutrisi.

3. Berkolaborasi dengan PepsiCo

Melalui anak usaha Indofood Asahi, perusahaan ini diketahui mulai menjalin kerja sama dengan PepsiCo pada tahun 2013. Asahu bahkan mendapatkan hak untuk memproduksi, menjual, dan mendistribusikan produk keluaran PepsiCo.

Sepertinya, kamu mengenal produk minuman bebas alkohol dengan merek Pepsi, bukan? Pemasaran produk tersebut dilakukan oleh Salim Group anak perusahaannya yang menangani gerai KFC, yaitu PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST).

Pada sampai bulan Juni 2019, PepsiCo masih menyuplai sejumlah produk minuman berkarbonasi untuk diperjualberlikan oleh FAST. Selanjutnya, PepsiCo juga berkewajiban untuk memberikan insentif volume kepada FAST tentang peningkatan penjualan tahunan dan keperluan promosi lainnya selama perjanjian masih berjalan.

Perjanjian perdagangan Indofood dengan PepsiCo ini sendiri berakhir pada 10 Oktober 2019. Semula, CNBC Indonesia melansir kalau kesepakatan kedua perusahaan sempat hendak di perpanjang hingga tahun 2022 sesuai yang dilaporkan oleh manajemen FAST terkait perjanjian eksklusif dengan PepsiCo.

Ingin Menjadikan Biografi Anthony Salim sebagai Bahan Motivasi?


Banyak sekali hal-hal di Biografi Anthony Salim yang bisa kamu jadikan sebagai bahan motivasi diri. Contohnya saja tentang bagaimana ia mengembangkan perusahaan melalui kerja sama, bahkan dengan pesaing beratnya sekalipun.

Jika kamu ingin sukses menjadi pengusaha, bekerja sama bisa dikatakan merupakan salah satu jalan untuk membuat produkmu semakin dikenal. Setelah menguasai pangsa pasar tertentu, kiranya masyarakat akan mengenali produkmu walaupun kamu menjual barang yang berbeda.